So… beberapa hari ini sebenarnya ada buanyaaakk yang bisa diceritain, berkaitan dengan dunia masak memasak. Ya tepatnya dunia perbakingan.
Jadi, lebaran kali ini kami sekeluarga akan berlebaran di rumah Uyutnya Ai, berarti Kung dan Yangti dari seberang laut sana yang datang ke Jogja, si Om juga akan pulang dari perantauan ke Jogja, dan begitu formasi sudah komplit, kami akan naik-naik ke puncak gunung pergi ke rumah Uyut, dan lebaraaaann!
Nah, tak dinyana-nyana, setelah Yangti sampe di Jogja beberapa hari lalu dan berkata, “kita bikin kue kering sendiri yuk! nanti kita beli oven!” What! Saya yang selama hidup ini belom pernah pegang yang namanya oven ya agak keder juga sih ditantangin begitu hehehe. Setelah dipikir-pikir boleh juga sih tapi, itung-itung belajar. Tapi soal beli oven bagus kayanya nanti dulu deh, mending kita pinjem oven tetangga dulu buat latihan.
Maka, pergilah kami berbelanja kebutuhan bikin kue kering itu sodaraa-sodara. Dan bermodal oven tetangga dan resep kue semprit NCC (tengkyu interet :*) mulailah kami memulai proyek kue kering dadakan ini dengan tingkat kepedean yang lumayan hihihihi. Pokoknya modal resep dan nekat hayuklah kita cobain step by stepnya. Oya, kalo pingin tau resepnya ada disini ya.
Jadi proyek pertama adalah bikin kue semprit. Iya, kami coba bikin kue kering klasik aja, ga usah yang macem-macem (belom bisa juga sik) 😀 Setelah baca resep baik-baik, dan juga baca cara memanggang kue kering dengan oven tangkring, mulailah saya dan Yangti mengeksekusi resep kue semprit.
Step by step kami ikuti, resep kue semprit punya bu Fatmah NCC. Untuk campur-mencampur adonan sih ga terlalu sulit, sepertinya smooth saja.Yang agak sulit adalah mencetak adonannya, secara saya dan Yangti juga belum pernah pakai spuit sih, jadinya bentuknya masih blentong-blentong gitu deh. Yah, tapi lama-lama setelah terbiasa bisa jadi terampil juga menurut kami. Setelah itu, tibalah proses memasaknya, oven juga sudah dipanaskan, dan masuklah di adonan ke dalam oven, dan menurut resep lama pemanggangan sekitar 30 menit saja. Setelah beberapa menit dan melihat ke dalam oven, ternyata meleber aja dong adonan kue sempritnyaaaa 😥 Huaduuhh… ada apa ini? Kenapa kueku jadi begini???
Setelah gugling (tengkyu internet :* :*), ternyata sepertinya kesalahan terjadi pada saat pembuatan adonan. Pada awal mengocok mentega, gula, dan telur tidak boleh terlalu lama, maksimal hanya 1menit lah. Pengocokan adonan yang terlalu lama akan membuat adonan mengembang saat dipanggang, jadi patutlah adonan kue semprit kami meleber gak cantik gitu. Tapi soal rasa sih juara. Legit bingit! Enak dan renyah.
Jadi setelah bikin kue semprit itu, akhirnya diputuskan ayoklah kita beli oven. Akhirnya Sabtu datang, dan diantar mas suami, kami pergi ke Progo mau beli oven. Informasi oven tangkring merk Hock model no. 4 harganya adalah Rp 385.000 (per Juni 2016). Pulanglah kami dengan oven baru di tangan, dan segambreng bahan kue yang akan dieksekusi di rumah. Hehehe, pokoknya mah pede aja! 😀
Setelah sampai rumah, langsung deh bongkar-bongkar oven disiapkan buat panggang memanggang. Oya, seperti dikatakan mbak Delicheous Cakery ini:
Biasanya, barang baru pastinya punya treatment khusus sebelum benar-benar siap digunakan. Sama Halnya dengan oven tangkring. Sebelum baking pakai oven baru, sebaiknya oven dipanasi dahulu sampai gak bau sangit/gosong lagi. Jangan panik kalo ovennya mulai berasap dan bau gosong, memang seperti itu kalo masih baru. Cukup dimatikan apinya sejenak, lalu dinyalain lagi. 3-4 kali lah, baru bisa ilang bau gosongnya. Kalo udah gak bau gosong saat manasin oven, nah, saat itulah oven sudah bisa dipergunakan.
Maka, proyek kue kering selanjutnya kami lanjutken dong. Kali ini yang akan dieksekusi adalah: Nastar. Sebelumnya, kami sudah membuat selai nanas untuk isiannya. Jadi kurang lebih 1¼ kg nanas diparut halus, dimasak sampai air habis dan ditambah gula pasir 200 gram. Resep nastar mengikuti resep Nastar klasik milik Bu Fatmah NCC (bisa dilihat disini).
Secara keseluruhan proses membuat adonan tidak terlalu sulit ya. Adonan dibikin sampai kira-kira bisa dipulung dan dibentuk bulat-bulat. Sebaiknya, selai nanas juga sudah dipulung atau dibentuk bulat-bulat kecil supaya gampang membentuk nastar.
Alhamdulillah, kali ini proyek nastar berjalan sukseis! Legit dan renyah, cantik warnanya, pokoknya memuaskan! Ah iya, untuk pengolesan kuning telur, sebaiknya dilakukan saat ¾ proses pemanggangan ya, saat sudah hampir matang. Jangan dari awal. Hasilnya akan lebih cantik. Oya, saat matang memang kadang ada retak, itu wajar, biasanya saat nastar dingin, retakan akan mengecil dan jadi lebih cantik.
Nah, begitulah pengalaman baking pertamaku. Terimakasih Ai dan Yangti, mamap jadi belajar banyak. Sekarang jadi lebih berani lagi coba-coba. Ingat bahwa pengalaman adalah guru yang paling berharga kan. Hehehe.
Osaaaa..aku juga mau belajar baking kue kering 😀 Aku lihat resep nastarnya, cuma dicantumin tepung terigu 700 gr gitu. Tepung terigunya bebas? Aku lihat di resep2 lain, biasanya pakai tepung terigu protein rendah. Aku kan punyanya tepung terigu all purpose gitu, protein sedang, bisa dipakai ga ya?
Iya Prima, pakenya tepung terigu protein rendah. Biasanya cookies kan pake tepung terigu protein rendah, kata penjualnya sih beda kepadatannya apa gimana gitu. Tapi kayanya kalo ga ada sih bisa aja pake yang all purpose, kan itu protein sedang ya. Pas pertama bikin semprit aku juga pake yang protein sedang. He, ntar kalo udah jadi aku dikasi tau yak 😀