in Random Thoughts

Miniset Buat Anakku

Umurnya menginjak 9 tahun. Bukan lagi anak kecil. Mbak Ai sudah besar, literally…

Beberapa waktu belakangan ini memang saya memperhatikan ada perubahan fisik pada Ai. Sekarang sudah siap-siap mau masuk remaja awal. Tambah tinggi dan besar. Badannya pun sudah tidak lagi flat seperti kala usianya 6 tahun. Sudah tidak lagi lucu a la anak baru masuk SD. Sudah kelas 4 sekarang. Dan tibalah saatnya saya mengenalkan dia sama yang namanya miniset.

Seketika teringat sendiri berpuluh tahun lalu, ketika saya juga 9 tahun, kelas 4 SD. Pertama kali saya merasa ada yang lain di badan saya. Saya merasa dada saya sakit, seperti ada yang mengganjal. Dan ketika ngobrol sama Ibu saya, beliau menjelaskan soal perubahan badan perempuan. Dan soal miniset.

Hah? Apaan pula miniset itu?!

Dan waktu tahu apa dan bagaimana miniset itu. Wah langsung tolak! “Aku gamau pake BH!” reaksi saya waktu itu. Entah juga kenapa, saya gak bisa mengingat apalagi mengerti alasannya. Rasanya hanya “pasti nanti gak enak!” ya cuma begitu saja. Walaupun pada akhirnya Ibu membelikan dan saya juga pakai.

Entah ya, rasanya ketika dengar kata “miniset” itu, saya merasa geli. Merasa lucu pada diri saya yang kelas 4 SD itu. “Kenapa dulu aku mengeluarkan reaksi seperti itu ya?” Rasanya lucu aja. Mungkin sebenarnya ada rasa malu juga kali ya. Karena dalam pikiran kan BH itu buat orang dewasa. Mungkin.

Lain halnya pada Mbak Ai. Dia terlihat curious, dia sangat ingin tahu apa dan bagaimana miniset itu. Dan menyimak ketika saya beritahu soal perubahan dirinya, soal pubertas, soal bagaimana harus menjaga diri. Sepemahamannya dia. Akhirnya setelah lama berlalu, akhirnya saya beli juga lah itu miniset. Lewat marketplace. Sungguh luar biasa kemajuan jaman ini.

Susah juga tapi pilih-pilih miniset pertama buat anak. Karena belinya online, otomatis saya gak bisa pegang bahan secara langsung. Mengandalkan review dari sesama pembeli online saja. Dan akhirnya terbelilah sudah. Mbak Ai sendiri yang pilih mau yang seperti apa. Dan setiap hari bertanya kapan sampainya. Excited rupanya.

Ah, anakku sudah bukan anak kecil lagi. Entah kenapa saya merasa perlu menulis soal miniset ini untuk mengingat. Saya merasa ini adalah check point atau langkah awal lagi dalam kehidupan Mbak Ai yang akan masuk ke fase remaja. Sebuah milestone baru. I keep telling myself about this, bahwa Mbak Ai sudah bukan anak kecil lagi. Dan perkara beli miniset ini buat saya adalah momen yang cukup emosional. Begitulah…

Jaga diri, Ai… Bismillah.

Write a Comment

Comment