Seperti di cerita sebelumnya, saat ini status Ai adalah anak TK yang akan lanjut ke SD. Yaaayy…! Alhamdulillah.
Dari banyak sekolah yang saya lihat dan pertimbangkan untuk Ai bisa masuk, ada dua SD yang saya dan mas suami pilihkan untuk Ai. Dan tentu saja untuk masuk SD ada proses seleksi yang harus diikuti anak-anak, ya kan. Dan alhamdulillah Ai sudah mengikuti proses seleksi di kedua sekolah tersebut pada Februari 2017 lalu.
Saya dan mas suami sebenarnya yang sangat deg-degan dan bertanya-tanya, “aduh gimana nih, Ai bisa gak ya?” *cemas mode: ON. Jadilah jauh-jauh hari sebelum hari H saya dan mas suami sudah ini itu macam-macam sama Ai. Semacam petuah yang entahlah dia ngerti apa gak 😀
Seleksi yang pertama dilakukan di SDIT Salman Al Farisi. Dari penjelasan pihak sekolah, akan dilakukan tes penjajakan yang berupa observasi terhadap calon siswa. Tapi bagaimana dilakukannya, nah ini yang saya dan suami sama-sama belum tahu.
Sabtu pagi, 4 Februari 2017 kami bertiga berangkat dari rumah. Sampai di SD Salman, Ai terlihat cukup tegang juga. Dia tidak mau melepaskan gandengannya dan nempel sama saya terus. Mungkin dia juga kaget melihat lebih banyak orang daripada biasanya. Sementara memang jumlah siswa di TKnya tidak sebanyak ini.
Alhamdulillahnya, dari pihak sekolah mengadakan ice breaking lebih dulu. Jadi anak-anak diajak membuat lingkaran dan bernyanyi-nyanyi bersama. Dan Ai tertarik! Dia mau melepaskan tangannya dan ikut bergabung bersama anak-anak lain. Bermain dan nyanyi.
Nah, setelah itu baru anak-anak dibuat menjadi kelompok-kelompok kecil untuk diobservasi. Proses ini dilakukan tertutup di ruang kelas, orang tua diharap menunggu di luar. Saya dan mas suami lega karena Ai tenang saja masuk kelas, gak pake nyariin mamapapapnya hehe…
Selama kurang lebih satu jam Ai berada di dalam kelas, akhirnya dia keluar jugak! Hoho, dan masih mau main-main. Ini menyenangkan sekali. Tanya-tanya Ai, tadi ngapain aja di dalam, katanya suruh gambar, gambar naga katanya. Asumsi saya, selain observasi behavior mungkin anak-anak ini juga dikenai tes proyeksi, lewat dragon test (ini sok taunya saya aja sik :D).
Okaaayy… seleksi di SD pertama selesai dengan gembira ria 😀
Dua minggu setelah itu, Sabtu pagi 18 Februari 2017, Ai kembali mengkuti seleksi di SD Muhammadiyah Pakem. Pilihan SD yang lain yang saya dan mas suami persiapkan untuk Ai. Mungkin karena sudah pernah mengikuti seleksi sebelumnya, Ai juga sudah lebih tau kurang lebih apa itu seleksi masuk. Cuma saya menjelaskan lagi sama dia kalau seleksi di SD ini berbeda dengan sebelumnya, karena nanti majunya satu-satu. Saya jelaskan Ai akan ditanya ini itu sama bapak atau ibu guru di SD ini.
Sama seperti sebelumnya, ketika sampai di sekolah, Ai mungkin juga merasa tegang, karena dia kembali tidak melepaskan tangannya dari gandengan saya. Kali ini saya going solo karena mas suami jadi futsalmen bersama teman kantornya. Setelah daftar ulang dan menunggu saya juga berusaha mengalihkan ketegangan Ai sambil ngobrol dan melihat-lihat sekolah.
Pada awalnya, dia bilang, “mamap aku gak berani” tapi ya disemangati terus. Ketika proses seleksi akhirnya mulai, Ai masih menunggu giliran, dan sambil melihat anak-anak lain. Akhirnya ketika sampai gilirannya untuk masuk dia mau masuk sendiri (sambil selalu dibilangi, mamap melihat dari luar ya :D)
Yah, begitulah, seleksi di SD ini lebih personal dan melewati banyak pos. Ada pos penggalian potensi, pos sosial, pos kognitif, dan pos iqro. Sepengamatan saya, Ai mau menjawab apa yang ditanyakan dan melakukan apa yang diminta oleh tester walaupun dengan suara pelan dan agak malu-malu. Sementara saya deg-degan setengah mati nungguinnya 😀
Ketika akhirnya menyelesaikan seluruh proses seleksi dan keluar ruangan. Saya amati juga ada rasa lega yang terlihat dari wajahnya. “gimana tadi?” tanya saya, dia jawab “bisa”. Okedeh, alhamdulillah dia tidak menangis dan mau kooperatif mengikuti seleksi semampu dia. Itu lebih dari cukup hehehe…
Jadi begitulah, si Ai yang sedang berproses jadi anak SD, mamapapapnya juga ikut berproses bersama dia. Semoga saya dan mas suami selalu bisa memahami dan mengimbangi setiap perkembangan Ai ya, insyaallah 😀
SEMANGAT!