You should go and love yourself first.
Yep, pagi ini buka feed dan ada postingan ini, menyuarakan tentang bagaimana seorang perempuan yang melahirkan dan mengurus keluarganya. Sebagai perempuan yang tidak bekerja, dan full mengurus keluarga di rumah, I can relate to this. Tapi kalo menurut kacamata saya ini terlalu menyedihkan. Menurut saya, jadi perempuan gak perlu lah begini-begini amat.
Tapi ya, kemudia seorang teman mengingatkan bahwa itu semua tergantung dari kondisi ybs, kalau hidupnya bahagia ya gak bakalan begitu-begitu amat. Ya iya sih. Semua orang tentunya menjalani kehidupan yang berbeda. Nasib satu sama lain tidak sama. Tapi kembali lagi, bahagia itu kita sendiri yang bikin, bukan orang lain. Biarlah menurut orang kita hidup penuh kekurangan, asal kita sendiri merasa bahagia. Buat apa mendengarkan penilaian orang lain?
Saya belajar dari kalimat ini “happy mommy, happy kids”. Lebih jauh lagi, seorang ibu yang bahagia, yang merasa dicintai, itu efeknya akan terasa ke seluruh keluarganya. Maka apapun yang ibu itu lakukan, kalau dia sudah merasa bahagia, hasilnya pun akan membuat seisi rumah bahagia.
Dulu, waktu baru-barunya punya anak saya percaya, asal anak saya kinclong, gak masalah juga kalau ibunya blangsak gak keurus. Tapi kemudian apa iya bahagia? Ternyata gak. Pada masa itu saya merasa diri saya ini jelek, sangat jelek. Sampai saya sadar, kalau anaknya kinclong, maka si ibu juga harus kinclong. Bikin kinclong itu gak perlu yang muluk-muluk, cukup mandi bersih pakai pakaian yang bersih dan pantas, sudah itu saja.
Perempuan, buatlah dirimu sendiri bahagia, itu yang paling penting. Ketika kamu merasa bahagia, maka keluargamu akan ikut berbahagia. Bahagia adalah pilihan, apapun kondisinya, pasti masih ada sesuatu yang selalu bisa kita syukuri. Ini jauh lebih baik daripada kita mengasihani diri sendiri.
Ini, menurut kacamata saya. Seorang perempuan.