Seriously, people nowadays are scary. Ini serius.
Entah karena mungkin juga informasi itu bisa didapat dari mana saja terutama media sosial, info soal banyak orang ngawur itu dimana aja ada. Terliput media dan terekam kamera.
Ini tahun 2017, dan sekarang ini orang lebih menakutkan daripada hantu. Saya belajar bahwa orang bisa melakukan apa saja demi mewujudkan keinginannya. Atau jika sedang gelap mata, bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain.
Beberapa saat yang lalu banyak terdengar kabar yang tidak menyenangkan yang khususnya banyak menimpa perempuan. KDRT atau sampai membuat hilang nyawa orang lain. Dengan begitu mudahnya. Itu manusia terbuat dari apa? Kok sampai hati 😨
Atau mereka memang tidak punya hati.
Saya bingung, kenapa para pelaku ini bisa begitu? Gak sekolah kah mereka? Gak diajari saling menghormati kah sama orang tuanya? Gak punya agama kah mereka?
Kenyataannya di negara kita ini agama tidak menjamin perilaku.
Nyatanya pelaku yang melukai keluarga kami kemarin katanya rajin puasa dan mengaji.
Kenapa???
Dan korban biasanya bukan orang lain, tapi justru orang yang dekat dengan pelaku. Yang katanya cinta dan sayang. Omong kosong!
Sebenarnya apa sih yang kurang? Kenapa manusia jadi begitu? Kenapa kita jadi begitu? Terus gimana masa depan anak-anak kita nanti? Gimana nanti anakku?
Sampai situ saya kaget. Kaget kenapa? Ya saya sadar, sedikit banyak perilaku seseorang terbentuk karena keluarganya juga. Sebenarnya saya kepengin nanya, “mas, pak, dan semua pelaku kekerasan itu, apa iya dalam keluarganya dulu pernah jadi korban juga?” Atau pertanyaan semacam, “kamu gak pernah diajari menghargai orang lain po?!” Tapi ya itu hanya terjadi di kepalaku saja. Meh takon karo sopo emang? Ya to?!
Dan kaget juga karena sadar, saya ini orangtua. Berarti tanggung jawab untuk membentuk anak jadi manusia yang betul juga menempel sama saya. Mau sekacau apapun dunia di luar sana, tanggung jawab kita juga membenahi perilaku anak-anak kita, dengan harapan itu akan membawa perubahan.
PR kita itu, jadi orangtua yang bisa jadi teladan anak-anaknya.
Yang menghargai orang lain.