Dua minggu berlalu setelah diagnosa LPRD ditegakkan. Praktis, selain obat, kami di rumah juga mulai berbenah pola makan Mas Suami. Dia pengin sembuh, maka dia memutuskan akan diet ketat, gak akan makan yang dipantang, dan ingin melihat bagaimana perbedaanya sebulan ke depan dengan pola makan yang baru ini.
Gorengan? No!
Teh? Kopi? No.
Makanan bersantan dan gurih? No.
Pokoknya dia punya menu sendiri, makanannya lain dari yang lain.
Apa itu?
Untuk amannya, mulailah dia makan rebusan sayur mayur, atau variasinya dibikin sayur bening, dan baceman. Sayur sendiri juga harus dipilih, yang tidak mengandung gas seperti kol dan sawi, dia gak makan. Sayuran seperti kangkung atau genjer yang ternyata berkulit itu juga lebih sulit untuk dicerna, dia juga gak makan.
Cemilan buah? Ada juga, tapi pilih buah yang tidak asam seperti pisang, semangka, pepaya, dan melon.
Selain itu, dia juga berusaha menjaga agar perut tidak kosong terlalu lama. Jadi setiap 2 jam ada yang dimakan. Yah, 2 kali cemilan di sela-sela makan besar begitu.
2 minggu berjalan, dan dia merasa memang ada perbedaan di tubuhnya. Perutnya merasa lebih enak, tenggorokan tidak lagi panas, dan suara dengungan di telinga cenderung mengecil. Alhamdulillah, ya kan.
Sampai tiba-tiba suatu malam dia merasa perutnya tidak nyaman. Dan kemudian berlanjut dengan badannya yang tidak enak, lemas, muntah, dan bingung. Lah, kenapa ini?
Telapak tangan dan kakinya jadi dingin, dan semakin dia bingung memikirkan ada apa dengan tubuhnya, semakin kuat dorongan untuk muntah. Semakin bingung juga buat saya yang melihat. Kenapa ini??? 😢
Yang bisa dilakukan setelah dia tidak lagi ingin muntah, ya membaluri minyak angin, menghangatkan badannya.
Sambil nemenin, saya juga jadi sambil gugling, soal kecemasan dan asam lambung. Ternyata, dua hal ini sangat berkaitan erat. Bahkan ada artikel yang menyebutkan bahwa lambung memiliki otak sendiri. Bukan beneran ya, tapi seakan-akan lambung bisa mengendalikan kondisi mental tubuh seperti yang bisa dilakukan otak. Buanyak artikelnya kalau dicari di gugel.
Maka bagi penderita asam lambung, semakin kamu bingung atau cemas memikirkan suatu hal atau kondisi tubuhmu, maka semakin cemas pula dan akan meningkatkan kadar keasaman tubuh, yang berimbas pada kondisi tubuh yang gak karuan. Mbulet to?! Semacam lingkaran setan gitu lho, mengerikan 😰
Dari membaca artikel dan pengalaman yang di share orang lain, kecemasan ini ternyata juga bisa datang tiba-tiba dan sampai mengganggu aktifitas sehari-hari.
Dan memang bagi orang lain, penderita asam lambung dan kecemasan ini terlihat mengada-ada. Lebay. Wong gak kenapa-kenapa kok. Itu yang sebagai keluarga, harus ditepis. Bahwa memang hal tersebut berkaitan dan sebagai orang terdekat saya harus bisa jadi support sistem yang baik. Tapi memanglah tidak mudah.
Secara naluriah, sebagai istri, lihat Mas Suami tiba-tiba merasa sakit, muntah, lemas, ujung jarinya dingin dan pucat tengah malam buta lalu gimana? Ya bingung dan takut banget. Maunya ikut nangis. Tapi apakah itu membantu? Tentu tidak, ya kan Saudara-Saudara 😢
Ternyata selain Mas Suami yang harus belajar mengelola stres, saya juga harus belajar menata hati menghadapi kondisi seperti ini. Masih fail, tapi saya mencoba.
Memang pada waktu konsul ke seorang dokter, Mas Suami juga disarankan untuk konsul ke psikiater. Waktu itu saya pikir, saran itu cukup ekstrim. Sampe harus ke psikiater segala, ya kan. Tapi ternyata dalam beberapa kasus yang parah, memang dibutuhkan pertolongan psikiater. Karena jatuhnya jadi berhubungan dengan psikosomatis, dan ini tentu saja berhubungan dengan kejiwaan. He, jadi berasa kuliah lagi ah 😁
Iya, kalo melihat di gugel istilah gangguan psikosomatis digunakan untuk menggambarkan penyakit fisik yang diduga disebabkan atau diperparah oleh faktor mental, seperti stres dan kecemasan.
Nah ini PR yang harus dikerjakan juga deh. Mengelola stres. Kalo gak diperhatikan, bisa memperparah kondisi fisik. Itu yang akan jadi perjalanan panjang buat saya dan Mas Suami. Doakan semoga kami bisa mengarungi episode ini 💪
Semangat papap… Fokus untuk sembuh sambil legowo…
Tengkyu Om 😃