in Note

MUDIK! #medium: Aug 11, 2015

Lebaran kali ini kami mudik ke tempat mas suami tumbuh besar. Pergi ke rumah yangti dan kung. Formasinya: saya dan si Ai berangkat duluan bareng sama si om, kira-kira 10 hari sebelum hari H, sementara mas suami menyusul kemudian, biasalah namanya juga pegawai, menunggu jatah cuti.

Kali ini Ai yang sudah 4 tahun sudah paham bahwa dia akan pergi menempuh perjalanan yang cukup jauh. Dia cukup mengerti dan menikmati perjalanan via udara yang kami tempuh. Alhamdulillah sehat selamat sampai tujuan.

Tapi kali ini, si 4 tahun ini rupanya beda dari yang dulu dibawa kemana aja oke. Dan cukup drama juga karena kangen sama papanya. Jadilah agenda ketika mau tidur selama berhari-hari diisi dengan nangis-nangis gemes kepengin sama papa. Hehehe kasiannya.

Coba tebak adatnya yang drama ini diturunkan dari mana? Yap, tentu saja Ai mirip mamapnya. Melihat dia nangis-nangis gemes gitu jadi inget diri sendiri bertahun-tahun yang lalu. Jaman masih SD, suka liburan di rumah mbah juga sendiri. Dan kalau malam mau tidur, pasti saya juga keingetan bapak ibu dan berujung dengan keluarnya air mata. Hehehe.

Dulu, selalu senang tiap libur sekolah datang. Karena artinya bisa nginap tempat mbah dan main bareng sepupu. Tapi kalau jam tidur menjelang, selalu nangis bombay cyynnn! Keinget selalu digendongin tante dan dibujuk-bujuk biar diem dan lekas merem. Keadaan itu ternyata berbalik padaku sendiri hehehehe.

Sekarang sayalah yang harus membujuk-bujuk menenangkan Aila yang nangis-nangis keingetan papanya. Kepengin ikut nangis juga sebenernya karena kangen juga, tapi gak lucu dong ah kalo berdua sesenggukan. Bisa bingung mertua nanti hohoho.

Yah, begitulah. Rupanya buah jatuh memang gak jauh dari pohonnya. Dan memang air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.

Write a Comment

Comment